Ini kali pertama betapa gua ngga bisa berfikir tentang bagaimana caranya memilih,
Memilih antara realita, cinta dan rock n roll, di satu sisi gua bisa rasain betapa terhiburnya gua dengan berbagai agenda nongkrong bareng cowok cowok bertampang lucu dan sedap dipandang dengan kelakar yang kadang membuat bibir gua bisa gua tarik paksa, akh...betapa menghiburnya makhluk makhluk itu...namun di satu sisi ada sebuah realita dimana gua harus mengingat kembali jajaran kebutuhan hidup setiap harinya dan belum lagi janji janji gua sama orang rumah di sebrang pulau sana, fuih...rasanya pengabdian palsu pada pekerjaan terpaksa harus di jalani demi menghasilkan beberapa lembar alat transaksi yang bisa gua tukar dengan berbagai kebahagiaan psikis yang menuntut bak tagihan hutang setiap bulannya, dan jauh di lubuk hati yang paling dalam tak termunafikan ada kerinduan terhadap romantika yang seringkali gua anggap sebuah lelucon dari cerita picisan tentang pangeran berkuda putih yang menyelamatkan sang putri dari naga yang jahat dan membawa sang puteri kepada kebahagiaan pada akhir cerita. Namun tak kunjung gua temukan cara tamak menyatukan mereka dalam sekali jalan, layaknya kata pepatah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, dan apa daya otak gua terlalu lelah berputar kesana kemari dan untungnya saja ia tak pernah nyasar, kadang terasa ingin buru buru bernegosiasi sama takdir biar nasib bisa sedikit di permudah dengan mempertemukan gua sama lelaki penuh cinta yang pengertian yang mampu menutup biaya operational hidup gua setiap hari paling tidak agar gaji gua utuh dan gua bisa terus menulis dan mengintimidasi penerbit penerbit untuk menjadikan tulisan gua dalam bentuk buku yang bisa dijual, walau tidak sesuai pasar, okelah gua bukan nulis untuk tujuan komersil, kalau paling jeleknya tulisan gua ngga laku, gua ganti benefit penerbit dengan pembayaran di muka, tapi Tuhaaaannn..tak terbayang betapa mahalnya biaya membuat buku untuk sebuah karya idealis, satu satunya cara biar ada yang mau sponsorin gua harus menyesuaikan tulisan gua dengan selera komunitas paling komsumtif yang bisa menjadi target market gua, tapi ini jelas bertentangan dengan tujuan gua, nanggung banget...gua mengejar ini selama bertahun tahun dan bahkan menjadikannya proyek seumur hidup gua bukan untuk tunduk pada pasar, tidak tidak...artinya gua harus mencari modal lagi agar gua yang menaklukan pasar, oke, jadi rencana gua harus manuver, gua harus bisa menaklukan momok masyarakat kebanyakan yang mempercayai qualitas dari labelitas, yeakh...gua benci bagian ini...mengapa makhluk makhluk itu begitu menjamin kertas kertas itu daripada kualitas sesungguhnya, hey...anak lulusan smp banyak yang berhasil jadi pengusaha kaya kok...lagian bukannya waktu kuliah mereka yang berlabel banyak pake G-String di balik celana cutbray putihnya ke kampus ? belum lagi yang nidurin dosennya biar IPK nya bagus, atau yang kecanduan narkoba dan pesta sex di apartement yang di beliin sama om om atau tante tante yang miara mereka...lalu kenapa ijasah mereka begitu di agung agungkan ? sampai mendiskriminasi orang orang berkualitas yang kepentok biaya ? What a wonderful life...itu kenapa anak sekolah jaman sekarang banyak dikasih tugas di rumah dengan alasan CBSA alias Cara Belajar Siswa Aktif, aktif dari mana ? bukannya karena sang guru masuk kelas hanya kasih tugas biar dia bisa ambil freelance di luar atau belanja bak PNS PNS yang kelayaban di jam kerja ? lalu kalau ngga begitu kenapa anak sekolah banyak yang ngga lulus ? gurunya ngapain aja ? ngga make sure anak didiknya bisa apa engga ? apa sama sekali ngga ngajarin ? sehingga hampir semua ibu di rumah harus stand by jam 7 malam untuk menjadi guru private anak anaknya karena menurut sang anak " bu guru dan pak guru ngga ngejelasin bab ini di kelas, katanya disuruh nyari dari berbagai sumber aja " dan yah...LKS pun menjadi andalan bahkan untuk membuat pertanyaan saja guru guru itu kini mengandalkan kumpulan soal yang sudah di cetak, yang seperti ini yang nenteng ijasah dan lebih dipercaya sehingga menghempaskan ribuan kualitas tak teraspirasikan di luar sana yang hanya bisa dapet kesempatan jadi pegawai toko DVD ? atau buruh pabrik ?
lagi lagi gua muak, gua muak sama dunia...betapa tidak perdulinya dunia...sama halnya dengan betapa muaknya gua terkadang saat harus memikirkan bagaimana gua bisa memenuhi kewajiban gua dengan cara yang gua sukai, harusnya ada pemandu disini...pemandu yang datang dengan hati, melakukannya dengan kesabaran, gua lebih dari sekedar anak didik yang perlu pendidikan dasar dan moral, gua pasien yang butuh therapy dari seorang psikiater, gua santri yang butuh siraman rohani yang jauh dari kemunafikan, gua adalah tempat berkumpulnya hati, jantung, paru paru, otak dan instink yang terbentuk dengan cover ketidak percayaan...tolong gua...thats all i need...