Sabtu, 30 Januari 2010

Hilang

Senja mulai memerah di ufuk barat, musik mulai berdenging memekakan telinga, seakan segala syair yang terlantun menyindir kehampaanku, berpasang pasang manusia saling bergandengan tangan dengan senyum semringah entah apa yang mereka rasa, jelas aku tak bisa rasa, ada yang hilang, yang tak nampak lagi sejak lama dari gugusan bintang dalam andromeda hati ini, yang terlukis di dalam sana mulai memudar tiada warna, yang ada tinggal hampa...yang kerap membuat rintikan air mata mengalir dan semilir perih seakan membuatku makin hilang, pergi kedalam jurang terdalam kesendirianku di sudut relung yang tersisa, akh...penatku terasa lagi, sepercik harap kadang timbul tenggelam menggelitik kejenuhanku, ingin beranjak dari sunyiku sendiri, inginnya ada hangat mendekap, namun seakan dunia terhenti beberapa saat, aku seakan tak mengerti lagi dimana aku berdiri...
Ku tepis semua jenuh itu, aku bukan lagi pecundang yang tak mengerti dimana pijakan awalku
bukan lagi pergi melukis awan dengan indahnya dia
bukan juga meratapi jejaknya
hanya mencipta surga yang tidak istimewa
surga yang biasa
surga tempatku seharusnya berada
surga yang bisa memelukku saat aku butuh
surga yang membuatku merasa ada
Aku benci sendiri
Aku benci jadi hampa
Aku tak ingin terus bermuram durja
Namun aku juga takut bahagia
Persetan bila memang aku pecundang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar