Selasa, 21 Desember 2010
Menjadi Perempuan
Terlampau sulitkah untuk menjadi seorang perempuan yang bila takdirnya telah tiba kemudian ia terikat dalam sebuah pernikahan dan kelak memiliki anak, maka ia pun harus siap untuk bekerja 24/7 bak fastfood service, dari menjadi pelacur untuk suaminya, jadi accountant untuk management penghasilan suami agar bisa dibagi sesuai kebutuhan suami, anak dan diri sendiri, belum lagi mertua, ipar, yang kapan saja bisa merengek pada suami dan istri dengan alibi harus tahu diri lagi lagi harus memutar otak agar cukup untuk semuanya, lalu lagi menjadi juru masak untuk sekeluarga, jadi guru les untuk anak, jadi psikolog untuk keluh kesah suami di tempat kerja atau anak di sekolahnya, jadi housekeeping, jadi purchasing, jadi dealing maker untuk furniture baru, jadi site manager untuk setiap kerusakan interior rumah atau instalasi listrik, menjadi humas untuk interaksi dengan lingkungan sekitar, dari tetangga hingga kepala lingkungan, dan menjadi legaly advisor untuk segala tek tek bengek Identitas, SIM, pengurusan passpor sampai akta tanah, akta hak bangun rumah, pemasangan electricity, penambahan daya,dan segudang masalah lainnya dari stop kontak sampai genteng bocor, pernahkah laki laki membandingkan dengan pekerjaannya yang hanya makan waktu 8 jam x 5 hari per minggu ? itupun plus dipotong jam istirahat makan siang dan libur tanggal merah, apakah masih pantas seorang suami bertanya pada istrinya saat istrinya menuntut agar bisa mendapatkan penghasilan lebih dengan pertanyaan telak macam " aku memang segini adanya trus kamu mau apa ?" yah jelas jawaban istri akan menjadi serupa "yah mau kamu kerja sambilan, ambil orderan, objekan, kalau perlu ngerampok kek ngegarong kek yang penting cukup buat semuanya" dan emosipun akan meningkat sampai dengan melampaui kekerasan dalam rumah tangga, fisik dan mental...disinilah letaknya sebuah pengertian...bukan cuma kewajiban suami adalah menafkahi anak istri dan sudahlah...selebihnya hak suami hak suami dan hak suami...huffttt !
Dan Seberapa sulitnya menjadi perempuan, saat waktu bergulir ke belakang saat menjadi anak perempuan yang tenaga nya tak kan mampu menandingi tenaga pria, saat lahan bekerja tak mampu bersaing dengan pria, saat perempuan harus menggunakan otaknya dua kali lebih keras dari pria, saat perempuan harus bekerja lebih telaten dari pria, saat perempuan harus lebih luwes dari pria, saat perempuan harus lebih bisa menerima dengan perasaan ketimbang logika, apakah para pria pernah tahu diri sebelum tangan kekarnya mampu melukai wajah perempuan, sebelum mulutnya menghardik dan meludahi muka perempuan, sebelum kelaminnya memporak porandakan kelamin perempuan seenaknya, apakah pria pernah mengerti bahwa sosok tegapnya keluar dari rahim seorang perempuan juga ? bahwa setiap darah yang mengalir di tubuhnya berasal dari air susu seorang perempuan ?
Maka seberapa sulitnya menjadi seorang perempuan saat harus berinteraksi dengan perempuan perempuan lainnya ?
saat ia menjadi janda sementara sahabatnya belum pernah menikah dan ia merasa menjadi renta lantas kecemburuannya membuatnya sanggup mengkhianati sahabatnya sendiri demi untuk merasa bangga ?
saat ia merasa tidak lebih cantik dari perempuan lainnya lantas ia menghardik perempuan yang lebih cantik darinya demi untuk merasa berharga ?
saat ia tak mampu mendapatkan cintanya hingga ia melacurkan dirinya dan menyewakan vagina nya demi untuk terlihat kaya hingga semua cinta bisa dibelinya ?
saat ia tak mampu memiliki seorang sahabat maka iapun akan bicara lantang tentang kejemuannya dan memandang sinis perempuan lainnya demi untuk menjadi lebih penting ?
saat ia tak mampu menjadi bunda untuk anaknya lantas ia kenakan topeng bunda untuk setiap perempuan yang baru ditemuinya hanya agar di anggap bijaksana sementara darah dagingnya sendiri menyesali telah memiliki bunda yang tak pernah perduli padanya ?
Perempuan, menjadi pelacur, merusak otaknya, hilang akal sehat, menjadi tidak waras, serupa artis yang berlakon sebagai bunda di mana mana sementara darah dagingnya sendiri meronta memohon keberadaannya,
Perempuan, menjadi dengki, menjadi serakah, saat kekasihnya tak cukup untuknya, lantas ia meminta kekasih sahabatnya, suami teman kerjanya, laki laki lewat depan rumahnya, laki laki sebelahnya dan semua laki laki yang pernah ia temui semuanya agar mau mengagumi dia agar dia terlihat selayaknya ibu suri, pembawa damai, dan yang paling penting dia merasa dicintai oleh semua laki laki...dan iapun tak kan segan segan mengkhianati semua perempuan, demi untuk dikagumi...
Perempuan menjadi korban, saat ia harus mengabdi, demi suami tidak tahu diri, demi kekasih tidak mau berusaha menjadi segalanya, demi sebuah tanggung jawab yang semu, demi opini masyarakat, demi kasta keluarga, demi nama baik ayah bunda nya, demi hutang bapaknya, menggadaikan tubuh, jiwa dan cintanya...hanya demi sesuatu yang bukan untuknya
Perempuan, dengan segala merk ternama yang terpasang di tubuhnya, menajdi etalase berjalan semua perancang ternama, ingin menjadi yang pertama, dan sekitarnya haruslah perempuan yang tidak lebih tahu darinya, sekitarnya tidak boleh terlihat lebih mewah darinya, dia dengan segala ambisi adikuasa nya...dengan segala Gianni Versace atau Prada...
Selamat hari Ibu 22 December 2010
Saat saya muak melihat perempuan pengkhianat sakit jiwa itu berkeliaran depan mata saya...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar