Kamis, 23 September 2010

In the middle of danger i will try to keep alive, i never get hurts as i was an antibiotik wasn't ?


I am an antibiotik !

Seharusnya saya bertahan dengan segala luka dan kemungkinan terluka yang menghujam dari kanan, kiri, depan, belakang, terang terangan atau curang, saya tahu, saya sudah beberapa kali dalam posisi itu, nyaris mati !

Apapun penyebab kematian saya nanti, selayaknya saya sudah tau bahwa kumpulan antibiotik yang menimbun di tubuh saya tak kan mampu mengelak takdir Tuhan yang satu itu, kematian ! apakah saya perlu bergidik sekarang saat mengingat tentang kematian ?

Bertobat ! dan menjalankan segala sesuatunya dengan sesuai rencana Tuhan, apakah malaikat bisa beri saya overview tentang tugas selanjutnya dari Tuhan sebelum Dia memutuskan ajal saya ?



Saya adalah antibiotik untuk diri saya sendiri, entah itu dari ancaman penyakit, penyakit menahun bawaan dari lahir atau yang ditularkan orang lain, saya, kamu, dia, dan mereka tak pernah mengetahuinya, meski saya, kamu,dia dan mereka yakin betul telah menjalani hidup dengan sterilisasi ketat, but who knows ? only God knows, mencegah atau mengobati, apakah masih berpengaruh bila takdir tetap di tangan Tuhan ? bukan pasrah tapi berserah diri, ikhlas, bisa saja cuma kamu saya tidak, bisa saja saya apes kamu beruntung, bisa saja kamu yang steril saya yang selamat, atau saya yang bersih tapi saya yang mati !

Dari mulai penyakit buatan manusia yang menghantam mental dan spiritual menyerang otak dan perasaan, sakit hati, pengkhianatan, kecurangan sampai sakit karena takdir, kotor, jorok tidak bersih, sembarangan, apakah masih sanggup kita menjadi antibiotik dan menghindar dari itu semua ? saya mulai meragukannya saat saya sempat berfikir untuk menjadi seperti Yoko Ono saja, hippies, pasrah atau ikhlas ? bila memang sudah waktunya mati, matilah dengan indah !

Takut pada kematian ? takut pada kesakitan ? takut pada kebenaran ? takut pada kenyataan ? mana yang paling menakutkan ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar