Senin, 14 Maret 2011

Dan 11 tahunpun berlalu


Satu hari di 11 tahun yang lalu, gantungan kunci dengan bunga edelweis di dalamnya itu masih menggantung di tas sekolah bututku, ada secarik kalkir kecil bertuliskan nama dhie...membuatku tersenyum, dhie means everything, dhie cinta pertamaku yang mirip tokoh kartun kesayanganku, atau ada dhie yang lain yang sempat megang status pacar tapi ngga pernah jelas bentuk hubungannya, dhie yang lain ini bertekstur muka ala Jason Orange -nya Take That...berhubung 15tahunan yang lalu boyband memang lagi happening, kontan saja pengakuannya bahwa saat itu dia menyukaiku membuatku menobatkannya menjadi second ilussion setelah the legendary first "dhie" menghilang namun sampai saat ini kenangannya tak kan lekang oleh waktu. However, the legendary first "dhie" emang my first love jadi wajar kalau posisinya ngga bisa terganti bahkan oleh manipulasian Jason Orange macam the second illusion "dhie" ini. Dan yah saat itu kepindahanku ke kota kelahiran mendiang bapakku membuat segala macam bentuk dhie memudar.

Sepekan lalunya saat itu aku sengaja menemui si Jason Orange manipulasian ilusiku itu namun ternyata bam ! kedatanganku malah akhirnya membuktikan bahwa alasan aku mengenang segala bentuk dhie memang sudah harusnya memudar juga,dhie yang terakhir ini tak bahkan mengenang hubunganku dan dia beberapa waktu sebelum kepindahanku dan itu membuatku seakan jadi tidak perlu lagi menyimpan segala pernak pernik "dhie" dimanapun, kendati sebenernya di kota kelahiran mendiang bapakku ini aku juga sempat dekat dengan "dhie" yang lain, betapa terobsesinya aku dengan nama "dhie"...dan saat aku harus menerima kenyataan bahwa misi mengenang "dhie" ini tak kan berhasil walau seberapa seringnya pun aku menemukan "dhie" "dhie" yang lain, akupun merasa memang sudah waktunya aku harus membuang semua pernak pernik "dhie" ini, karena semua ini mulai terasa konyol ! namun entah mengapa, pernak pernik terakhir beraroma "dhie" ini seakan dibuang sayang...dan di saat aku masih menatap gantungan kunci kecil itu seorang sahabat berhenti tepat di depan hidungku, di koridor sekolah itu 11 tahun yang lalu, ikut memfokuskan pandangannya pada gantungan kunci berisi edelweis dan secarik kertas bertuliskan "dhie" 25 november 1995 dan air mukanya pun berubah tertarik "november, dhie...apa maksudnya ? gua banget...dhie nama gua yudhie, november ulang tahun gua" gerutunya, dan akupun mengernyitkan dahiku dan kemudian mengalihkan pandanganku padanya sambil masih memegang gantungan kunci tersebut "sejak kapan nama lo jadi yudhie ? nama itu tuh absolut hak milik yang udah di pantenkan jadi yang special buat gua, apalagi november, G n R aja terinspirasi dari gua waktu bikin lagu November Rain " sahutku sambil menyungut membuatnya kini terllihat bak sedang mengumpulkan niat jahatnya "resiko jadi orang tenar kaya gua tuh yah emang harus menyembunyikan indetitas asli, abis gimana donk, ntar banyak yang ngefans lagi, gua juga yang pusing..." tuturnya tengil, kontan aku menganga "MasyaAlloh...neh manusia baru abis nyembah berhala kali yak ? sadar lo tuh ngomong begitu?"aku mulai geram sambil mencoba membaca aliran sekte mana yang membuat lelaki centil depan hidungku ini jadi nyerocos muji muji diri sendiri bak menghafal mantra semar mesem, diapun lalu terkekeh kecil mendapati responku yang ajaib "lagian ngapain lo pegang pegang tuh gantungan kunci, mau di buang ? sini kasih gua aja" waduh...jangan jangan betul dugaanku, lihat dia sekarang, sudah mulai sakti bisa baca fikiranku, darimana dia tahu bahwa aku hendak membuang segala pernak pernik beraroma "dhie" ini ? aku mulai ngeri sambil berat hati melepaskan gantungan kunci itu dari tempatnya..."tapi janji lo yah...simpen baek baek neh...its means everything buat gua, awas lo ! jangan di buang ! ntar kualat lo" "kagak... udahlah nyantai aja kenapa sih..." dan yah gantungan kunci itupun berpindah ke tasnya menyatu dengan se abreg gantungan kuncinya yang lain yang sudah lebih dulu menumpuk di tasnya...yah semoga saja pernak pernik "dhie" yang terakhir itu bahagia di tas sahabat gendengku ini dengan sekumpulan komunitas gantungan kunci lainnya...


Sebenarnya dalam hati aku cukup lega bahwa gantungan kunci itu telah berpindah ke tangan yang tepat...hmmm...setidaknya bagiku, karena sebenarnya tanggal 25 november yang tertera di dalam kalkir kecil itu adalah tanggal perpisahanku dengan my legendary first "dhie" yang pernah begitu penting dalam hidupku, seorang anak perempuan berusia 11 tahun yang saat itu terlalu dewasa untuk menyembunyikan cinta pada sahabatnya...yah my legendary first "dhie" itu sahabatku, begitu asyik mahsyuknya kami bersahabat sehingga saat itu aku tak ingin merusak keindahan persahabatan itu dengan perasaan cintaku, itu mengapa cinta itu tak pernah tersampaikan, kendati sempat ku dengar beberapa sahabat dekatnya berkata bahwa aku juga pernah ada di hatinya, well...setidaknya my legendary first "dhie" ini pernah menceritakan sepenting apa aku dalam hidupnya...itu tidak terlalu buruk bukan ? ahhh tapi apalah artinya itu semua, bila saat aku mengetahui itu semua, my legendary first "dhie" ku ini telah menghilang dan kembali ke kotanya yang entah berantah ada di mana...sebuah daerah di pinggiran Bandung sana, dan aku tak kan pernah bisa menemukannya lagi, dan begitulah arti november di dalam kalkir kecil itu yang ternyata bulan yang sama saat si sahabat gendeng ku ini dilahirkan, itu kenapa gantungan kunci itu seakan pas memiliki makna yang penting untuknya, jadi aku berharap diapun tak kan menyia nyiakannya...

Saat fikiranku masih menerawang ke masa laluku itu si sahabat gendeng inipun menghampiriku sambil tergopoh gopoh "Ra, gantungan kunci lo ini mengandung kutukan yah..." "hmmm dasar arca majapahit ! apa lagi sih maksud lo, gua pesen nih gantungan dengan sepenuh hati, penuh cinta, malah lo bilang ada kutukannya, elo aja tuh yang di kutuk kali makanya jadi arca majapahit!" sahutku "lha beneran...gara gara cewek gua liat nih gantungan nih, gua jadi ribut sama dia, katanya apaan tuh love love dhie love forever 25 november 1995 ?" aku melongo "lha lo gimana sih ? bukannya lo bilang pas meanning nya sama bulan kelahiran lo dan nama lo ? kenapa sekarang jadi protes lagi ke gua, kalau bermasalah sini balikin aja, emang berarti nih gantungan ngga boleh kemana mana kali" "eh jangan gua demen kok, ntar kan kalau emang nih gantungan bikin gua putus ama cewek gua, kan bisa nyambung sama lo" "woootttttt...not even on my dream...walaupun gua di kutuk, gua bakal nawar kalau sampe gua harus jadian ama eceng gondok kaya lo!" "yeeee...liat aja nanti lo, kualat lo...bentar lagi aja lo yang bakal jatuh cinta sama gua...awas lo" dan akupun mulai bergidik mendengar kata katanya, kalau kemarin saja dia sudah bisa sesakti itu membaca fikiranku jangan jangan nanti beneran aku di buatnya jatuh cinta karena kualat " ehhhh kring kring...ampun dah...peace yah...kita kan temen...tar kalau anak anak sekelas gua pada bawa lipstik pas razia, kita pada ngumpetinnya dimana lagi kalau bukan di tas lo, dan temen temen sekelas lo juga ntar kalau pas ada razia bingung kan ngumpetin pernak pernik bokep kalau bukan di tas gua ? nah berhubung kita saling membutuhkan jadi mending kita baekan, lo simpen dah tuh baek baek gantungan kunci gua, InsyaAlloh lo gak bakal ribut ma cewek lo, lagian kan gua juga kenal ma cewek lo, apa perlu gua yang jelasin sama dia ?" "ah kagak perlu, kalau emang dia cinta ama gua mah, ntar juga dia balik lagi..." "beugh...dasar panci bakpau ! narsis lo ngga abis abis!" dan diapun ngeleos pergi sambil loncat loncat kaya ayam lagi ayan...aku yang masih duduk manis di koridor sekolah saat itu hanya bisa menghela nafas berat serasa habis test tofel. Dasar bocah gendeng !

Sejak saat itu persahabatan aku dan si bocah gendeng ini makin lengket kaya tai ama kentut, dimana ada dia pasti ada aku, waktu itu gaya anak sekolah bawa binder lagi ngetrend, dan cuma anak gedongan yang mampu beli handphone, jadi buat anak anak standard yang masih bisa sekolah aja masih syukur macam aku yah bisanya cuma corat coret di binder atau yang lebih extreme kita corat coret tembok belakang warung Pak Haji, waktu itu aku gemar buat grafiti, dan si gendeng ini juga grafitinya bagus, jadi di hampir semua binder satu sekolahan, pasti ada grafitinya aku dan dia...

Aku juga mengenal baik kekasihnya justru aku malah mengenalnya sebelum aku mengenal dia, belakangan aku sering menemukan perempuan itu bergelayut mesra dengan laki laki yang bukan si gendeng itu, dan yang paling akut, laki laki lain itu kebanyakan masih aku kenal juga, sumpah itu bikin aku dilema! di satu sisi itu sama sekali bukan urusanku, tapi melihat setiap hari betapa besar cinta si gendeng ini sama perempuan itu kontan menarik simpatiku, seandainya ada seorang laki laki yang bisa mencintaiku sebesar itu tentunya aku tak kan pernah menyia nyiakannya, si gendeng ini bilang, apa yang di lakukannya adalah sebuah misi mempertahankan cinta pertama, karena sebagian besar orang di luar sana bahkan tak pernah bisa menemukan lagi cinta pertamanya, sperti hal nya aku, kendati setiap details cerita tentang my legendary first "dhie" dari bertemu hingga pisah masih bisa ku hafal hingga kini, aku tetap tak bisa menemukannya kembali...

Dan suatu hari, aku menemukan si gendeng tak seperti biasanya, dia tidak berlagak bak ayam ayan atau panci bakpau lagi, dia terlihat tidak bersemangat dan lunglai, belakangan aku tahu dia menemukan kekasihnya mengkhianatinya, hatinya hancur, tapi dia masih bisa bilang "kalau emang dia cinta gua, dia pasti balik lagi ke gua" Tuhan ! bodoh dan baik itu bedanya tipis, si gendeng eceng gondok ini terlalu baik atau terlalu bodoh sih sebenernya...? aku tak tahan melihatnya seperti itu, rasanya saat itu aku ingin berteriak padanya "sudahlah tinggalkan perempuan itu, bukan begini caranya mempertahankan cinta pertama," dan dengan selinting ganja di tangannya dia menahan sesak di dadanya...
Si gendeng ini bukan cowok ganteng, yang jemput aku di sekolah, temen remaja masjid ku, gebetan yang anak kobatama, atau teman satu komplek rumahku semua masih enak di lihat, dan lebih segar dan bersinar, sementara si gendeng ini satu satunya trend yang dia pakai adalah trend tim sar alias gemar mengenakan kaos berwarna serupa lampu disco, OMG, tapi entah mengapa karisma si eceng gondok ini lama lama jadi semakin terlihat manis dan manis, dan apa yang terjadi selanjutnya ? aku jatuh cinta padanya...terkutuklah aku !

Selama dua tahun aku bisa menikmati ketulusannya selama aku masih bisa menemukannya di sekolah, aku sungguh sungguh menginginkannya, aku menjadi apapun yang tak di punyai kekasihnya, aku menjadi sahabatnya, aku menjadi tong sampahnya, aku menjadi teman corat coretnya, aku berbagi grafiti dengannya, aku berbagi puisi dengannya, aku ikut berlari mengikutinya kemana dia pergi, aku bersembunyi di dunia mayanya, aku menjadi sekeping rahasianya, aku menjadi ilusinya, aku meyakinkannya setengah mati bahwa aku lebih indah dari kekasihnya, tapi aku hanya sepenggal ilusinya...dia bilang bahwa aku masih bisa menemukan di sekitarku lebih banyak mahkluk indah yang lebih pantas untukku, tapi bukan dia

Setahun berikutnya ia pindah ke Surabaya, kota antah berantah bagiku, itu terlalu jauh dari Jakarta, dan setelah kelulusanpun aku menyibukkan diri untuk tak lagi mengenangnya, sampai pada suatu hari aku benar benar berdoa mohon sudahilah harapan ini, bila memang jodoh pasti kembali lagi, tapi sudahilah...aku benar benar lelah saat itu...

Menjelang tahun baru 2004, doa ku terwujud...dia kembali, kutemukan dia kembali di gema suaranya di seberang handle telepon rumahku, dia menghubungi aku, aku tak tahu apa yang terjadi dengan kecamuk rasa di hatiku saat itu, aku benar benar mengakui kuasa Ilahi, Dia mendengar doaku, dia mengembalikan cintaku, kali ini aku ingin buktikan bahwa menyembunyikan cinta seperti yang kulakukan pada my legendary first "dhie" dulu hanya keputusan bodoh, karena itu tak membuat my legendary first "dhie" kembali, tapi dhie yang satu ini kembali, aku harus mengatakannya, dia harus tahu bahwa akulah malaikatnya selama ini...aku yang selalu menyembunyikan kepedihan hatinya, aku yang melindunginya dari kenyerian yang menimpanya, aku teman di relung jiwanya, dia harus tahu itu !

Tahun baru 2004, dia berterima kasih padaku untuk semua cintaku padanya, dia tak pernah menyangka bahwa petasan hongkong macam aku bisa mencintai begitu dalam eceng gondok kutukan arca majapahit yang suka menjelma jadi panci bakpau macam dia, Tuhan ! ini adalah keajaiban, aku mendapatkan inginku, dhie ku ini kumiliki, dia harus mencintaiku kali ini, dan begitulah sebuah egosentris akhirnya muncul begitu aku sadar bahwa dia harus mencintaiku seperti aku mencintainya 4 tahun kemarin, namun ternyata dhie berubah, dhie bukan dhie yang aku cintai selama 4 tahun kemarin, dia berkembang, menjadi membosankan...dan 4 tahun itu ternyata lebih indah menjadi kenangan saja, berarti apa yang aku lakukan 15 tahun yang lalu untuk tidak mencari kembali my legendary first "dhie" adalah keputusan yang tepat, karena sejarah tak bisa berulang, masa sekarang bukanlah masa kemarin, semuanya berubah, tak lagi sama, tak lagi indah...

Betapa perihnya aku saat mendapati ternyata dhie hanya bisa kembali untuk 4 bulan saja sekedar mereview 4 tahun cintaku padanya, dia hanya berterima kasih saja, dia tak pernah mengerti 4 tahun yang kuhabiskan untuk mencintanya, dia hanya sahabat saja, sebaiknya jadi sahabat saja, dan aku tak bisa, terlalu perih melalui setiap jalan yang kulalui bersamanya, terlalu perih mendengar kembali semua lagu cinta yang ku dengar bersamanya, dan aku melarikan diri lagi, sperti saat aku melarikan diri dari tempat ku bertemu dengan my legendary first dhie, di sejuknya kota kecil Cipanas sana, dan saat itupun aku melarikan diri ke tempatku berdiri kini...

Dan kini aku disini, 2 tahun pertama aku masih meneteskan air mata mendengar lagu cinta itu di putar kembali, bak memutar juga segenap memoryku yang berisi ceritaku bersamanya, dan malam tadi sepenggal cerita membuatku kembali menerawang mencari bayangnya kembali, sedang apa dia disana ? apakah dia pernah mengingatku kembali ?
seseorang yang pernah begitu mengaguminya...selalu berusaha menjadi malaikatnya, berusaha menjadi peri kecilnya, berusaha menjadi apapun yang dia minta, berusaha indah untuknya, tapi tak kan pernah bisa...


Waktu itu...25 november 2000
15.03.2011 4.26 PM, kini di Bali
Gua masih bisa inget cerita ini Kring !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar