Sabtu, 02 April 2011
Dan Realita
Dan realita...betapa ku harus mencintainya...
Dan aku telah membohongi diriku sendiri dengan begitu indah, aku membohongi seluruh hidupku bahwa tak ada yang lebih indah dari sebuah realita, dan akupun menjadi serakah pada hidupku sendiri, aku khianati perasaanku sendiri, aku buat diriku menjadi begitu egois begitu merasa benar tentang mengataskan realita di atas segalanya, tak ada yang lain selain realita, cita cita bagian dari realita, masa depan bagian dari realita, mimpi bagian dari realita, hanya realita saja hanya realita yang sanggup membuatku hingga amnesia, melupakan bagian lain yang harusnya ada, hingga tak ada tempat lagi, tak tersisa secuilpun tempat selain untuk realita, dan aku membutakan mata hatiku, hanya sadar realita.Dan akulah pembohong, pembohong terhebat yang mampu melawan diriku sendiri, tak ada yang sanggup mengalahkan aku selain aku sendiri, akulah si hebat, si pembohong sial dangkalan, menipu seluruh hidupku sendiri, bersikukuh bahwa hidup hanya perlu realita saja, hidup tidak perlu mimpi, mimpi itu penipu, kuyakinkan diri ku sendiri bahwa mimpi hanya ilusi, mimpi itu hanya bayang semu, yang terbias karena cahaya dan sebentar saja hilang, itu hanya iming iming bukan nyata, nyata itu realita, betapa kejinya aku meyakinkan diriku bahwa aku tak berhak mengharapkan apapun dan tak perlu bermimpi, hanya satu di dalam hidup ini dan itu adalah realita saja, fuck off with the feeling, perasaan itu tidak punya mata, perasaan itu tidak berjiwa, perasaan itu ilusi, itu seperti mimpi, butakan saja rasa, jalani realita, itu yang akan membuat derajatku lebih tinggi, realita yang akan membuat hidupku lebih baik, bukan mimpi, bukan rasa apalagi cinta, cinta itu hanya sebuah rasa yang salah di buat Tuhan, cinta itu hanya kekonyolan dunia, cinta itu hanya lelucon buatan dunia, hanya membodohi saja, begitu diriku meyakinkanku tentang cinta, aku memekik saat mengatakannya seakan meyakinkan bahwa cinta itu hanya omong kosong, cinta itu produk gagal !
Dan aku kinipun mengais belas kasihan dunia, aku meratapi realita, realita tak berhasil menutup semua mata hatiku, aku tetap mendambakan cinta, kendati tersembunyi di dasar hati yang terdalam, terbalut kemunafikan sebuah egosentris yang tak bisa ku kontrol saat dia mencabik cabik semua rasa yang tersisa, egosentris yang memporak porandakan diriku sendiri, hanya bersiteru dengan diri sendiri, bukan menyalahkan dunia, bukan minta pertanggung jawaban pada orang yang duduk di depan, bukan merengek pada orang yang berdiri di sebelah, bukan merajuk pada orang di seberang, bukan menuding pada orang di atas genteng, bukan mengeluh pada orang di tangga, bukan memekik pada orang yang lalu lalang, hanya pada diri sendiri, hanya memaki diri sendiri, hanya menjerit dan mengumpat sendiri, hanya dengan diri sendiri, membuat perlawanan terberat, melawan diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, meminta maaf pada diri sendiri, mengocehi diri sendiri, menangisi diri sendiri, mentertawakan diri sendiri, membodohi diri sendiri, bicara pada bayangan sendiri, meludahi refleksi wajah di kaca di depan tempat ku berdiri, mengiba pada lelahnya hati yang terbungkus ambisi realita, bersimpuh minta ampun pada arogannya realita, hingga suatu saat terbujur kaku tanpa pernah merasa, atau berakhir terbahak dengan belitan jaket putih Rumah Sakit Jiwa, atau teriak dan histeris di pinggir jalan raya, atau berakhir di panti jompo dengan seutas kain dan jarum jahit, atau menggantung diri, atau pergi naik haji dan ceramahi setiap orang yang lewat depan rumah, atau pergi naik delman keliling dunia, atau terbang tinggi dalam ilusi sambil menghisap ganja, atau mencari belati untuk membuat drama bunuh diri, atau naik ke atas menara...apa saja hingga semua orang menjadikanku pusat perhatian seperti yang kerap kali di lakukan kebanyakan perempuan di dunia, menjadi cantik sendiri, kalau ada perempuan lain jadi ancaman buru buru doktrin perempuan lainnya lagi untuk ikut meludahi perempuan yang akan menjadi ancaman itu agar tetap cantik sendiri, atau berlari bawa sepatu cari diskonan, atau mencari palu untuk di getok di kepala kepala tumpul yang membuat otaknya mubadzir, atau pergi membina perempuan perempuan binal di penjara, atau pergi dengan gergaji mesin untuk menggorok leher leher jagoan yang bikin ormas premanisme, atau bawa bor untuk melubangi mata mata koruptor, atau hanya berlari tanpa henti sendiri dengan kaca mata kuda, terus berlari sampai mati hingga ke ujung dunia, atau tenggelam di dasar samudera, dan gentayangan menjadi setan yang mengeksekusi perempuan mau cantik sendiri yang suka mengintimidasi, preman preman sial dangkalan yang sok jagoan, koruptor dan semua keturunannya yang banyak tingkah, perempuan perempuan binal yang merugikan, laki laki pengkhianat yang gemar polygami, biar mampus semua...dan kembali terbang lalu menghilang, menyudahi semua kotoran dan sampah dunia, dan jadi pahlawan saja...atau menjadi gila...karena realita ternyata benar mimpi itu gila...mimpi itu ilusi, mimpi itu konyol, lihatlah mimpiku barusan, saat jadi eksekutor dan apalah...betapa mimpi memang membuat sakit jiwa...itu mengapa realita mengajakku kembali padanya...hanya realita...hanya perlu mencintai realita saja...
Sebuah realita tak kan pernah terkalahkan...
Cinta akan pergi saat uang tak cukup lagi menghidupi,
cinta akan mati saat kecerdasan berhenti
cinta akan polygami saat kulit mulai keriput, tete mulai peot.
Namun realita akan selalu menerima bahkan disaat seluruh dunia menjauh
Realistis adalah the way how to do ikhlas !
20.07 PM Pondok Sunari 23.03.2011, Kerobokan 95 Kuta-Bali
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar