Dan ketika suara itu pun mulai soak bukan serak atau terisak, suara itu menyatakan berhenti tak akan ada lagi untukku, dan akupun menghela nafas terpanjangku hari ini...radio menyindirku saat menyenandungkan hancur hatiku hancur hatiku hancur hatiku...saat ini waktu yang ingin aku hancurkan sebenarnya, bukankah hatiku sudah remuk dari dulu...? dalam segala penat yang melanda kali ini hanya butuh sebentar saja untuk mati suri, iri aku dengan para seniman gaek macam mbah surip dan WS Rendra yang sudah tenang di alam sana, hmmm...bunuh diripun ngga cukup dramatis rasanya untukku...itu kekecewaan tempo dulu, gayanya orang jepang yang pengecut, cuih ! jepang ! apa bagusnya ? menyiksa diri dengan dibudaki oleh teknologi dan uang...orang bilang workoholic, sekali lagi cuih ! pernyataan itu hanya pernyataan orang orang menyedihkan yang tak sanggup menikmati hidup...dan aku cukup popular untuk menjadi bagian dari para pecundang itu...aku penikmat hidup yang orang dungu bilang egois, dasar pandir, darimana bisa aku dibilang egois...aku bahkan tak berusaha melibatkan orang lain demi kesenanganku apalagi menyusahkan...ngga pernah baca kamus besar bahasa indonesia manusia pandir yang bilang aku egois itu...bak dia macam lebih kenal aku daripada diriku sendiri ! Nuansa gelap menjadi favoriteku hari ini, warna gelap tembok, warna gelap langit, sampai warna gelap kulit orang disebelahku pun mendadak jadi favorite ku hari ini, aku suka gelap, aku terbiasa pengap, barusan saja aku kalap, fuih dan orang disebelahku kini mangap..."mas...mmmbaue mas...piye toh ?" macam kudanil saja orang berkulit gelap itu mangap dan menebar uap yang dasyat...fuih...untung saja kalapku sudah lewat...kembali aku menuju gelap...mencari seberkas cahaya di beberapa episode masa laluku yang hampir padam, hmmm...mungkin kini sudah padam...kata kata sakral sial dangkalan itu terbukti telah membelakangiku...aku remuk redam karenanya...lagi ? begini lagi ? aku sudah bilang dari dulu, ini bukan sekedar sakral, ini ...aih...kampret ! kutu kupret ! Andai saja waktu bisa membantuku...andai saja waktu mempertemukanku dengan orang yang tepat di saat yang tepat, bukan bergulat dengan waktu yang terlambat, pernyataan yang telat, cinta yang tersesat...ini bukan lagi sakit namun sekarat ! Andai saja waktu bisa memberi toleransi, aku bahkan tak ingin berterima kasih, aku hanya ingin semua dikembalikan seperti sediakala, sebelum semua hancur dan melebur, aku ingin yang waktu itu, aku ingin yang dulu, aku ingin masa lalu...itu jauh lebih indah...itu jauh lebih sederhana...itu jauh lebih sempurna Andai saja waktu...berpihak padaku... Lamat lamat aku kesulitan mendengar suara itu, aku tlah benar benar kehilangan suara itu, dia pergi dengan acuh, membelah kembali sebuah realita bahwa akan selalu ada dua dunia disana, dunia yang akan selalu menuai sesal, menjadi sesak dan menyampaikan kenyataan bahwa hatiku memang benar benar sudah rusak, dan bahkan mulai usang...dan hampir terbuang... Andai saja waktu tak bermusuhan dengan ku, hey waktu ! berhentilah kau mengejarku, aku lelah, aku menyerah...aku mengaku kalah...aku salah ! salah ! salah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar