Jumat, 06 November 2009

Freaky Statement and Drama Part 3 - The Miracle of Love




Late at night, I’m alone in my tiny room berfikir dan mengingat setiap kejadian beberapa minggu belakangan ini sambil memutar DVD pinjaman my penghuni negeri yang gua bawa pulang sampai setumpuk dan ternyata separuhnya rusak, well at least gua masih bisa mengisi kekosongan dalam kesendirian gua malam ini.

Film lama yang gua putar mengingatkan gua pada sebuah perasaan sakral yang sempat terlibat dalam drama drama belakangan ini yang gua saksikan, ada satu adegan dimana sang actrees yang mengidap penyakit akut harus tetap berakting bahkan dalam kehidupan nyatanya untuk menunjang kariernya dan kerabat kerabatnya sehingga ia pun memberlakukan peraturan untuk hidupnya sendiri yang melarangnya jatuh cinta, dan tetap berakting untuk setiap duke yang mempunyai potensi membuat kariernya dan kerabat-kerabatnya cemerlang sampai suatu saat ia bertemu seorang penulis yang sebelumnya ia fikir adalah seorang duke, namun pada saat ia tersadar bahwa lelaki itu bukanlah seorang duke, ia merasa tetap nyaman dengan aksi jatuh cintanya karena ternyata kali ini sang actress benar benar jatuh cinta pada sang penulis walau sang actress telah mengetahui bahwa sang penulis itu bukan seorang duke yang mempunyai potensi untuk membuat kariernya dan kerabat-kerabatnya cemerlang, dan disaat yang bersamaan seorang duke sesungguhnya datang menawarkan beberapa keuntungan untuk dirinya dan kerabat kerabatnya, ambisi sang kerabatpun mendadak tamak dan tak memperdulikan betapa sang actress tersiksa akan cinta nya yang terhempas dan perasaan itupun membuat sang actress kembali anfal. Disana gua bisa melihat betapa kekuatan cinta senantiasa membawa keajaiban yang mampu breakin the rules dan akhirnya gua percaya saat si manager kecil jalang itu mengatakan pada gua untuk tidak lagi menemuinya, karena yah…semakin dia sering menemukan gua, semakin dia memporak porandakan peraturan yang sudah dibuatnya untuk tidak pernah jatuh cinta agar ia tetap eksis di karirnya – yeah… karir palsu seperti yang di lakukan sang actress, karir menyedihkan yang ia tempuh untuk menggapai inginnya, dan menutup mata untuk cara lain yang sebenernya lebih terbuka yang selalu mereka anggap complicated, well hey…! I’m ok with that way … don’t you see it ? betapa cara normal itu lebih membanggakan dan memuaskan saat kita mendapatkan keinginan kita dari hasil bekerja dengan normal, memang ada beberapa konsekwensi untuk menggunakan otak dan intuisi tapi bukankan kalian melakukan hal yang sama ? berkonsekwensi dengan ancaman pesaing pesaing baru dan keamanan bahkan penertiban, belum lagi resiko penyebaran penyakit, bukannya yang kalian hadapi lebih riskan ketimbang sedikit bersabar mendapatkan upah di akhir bulan dan sedikit mengelus dada saat boss tidak puas dengan hasil kerja kita, lalu selebihnya sedikit banyak mengulang apa yang kita pelajari semasa sekolah, gua rasa itu lebih sederhana dan tidak beresiko, sebenernya apa yang menjadi pertimbangan kalian ?

Fuih…walaupun gua selalu belajar menghargai orang lain dengan mengandaikan gua berada di posisi nya namun kali ini buntu, gua tidak bisa melihat apakah berada di posisi mereka lebih baik dan layak dimengerti, apa yang mereka cari ? banyak diantara mereka yang akhirnya kembali ke jalan setelah mereka berhasil keluar dari negeri ini ke hampir sepertiga belahan lain dunia, dan banyak juga yang tidak bisa memanfaatkan kesempatan saat ada investor yang memanfaatkan legalitasnya untuk membuka bisnis, oh seandainya saja mereka menggunakan pola pikir gua mungkin saat keberuntungan membawa mereka pergi ke belahan lain dunia itu akan mereka gunakan untuk sekolah singkat mengejar sertifikat berlabel negeri lain untuk di gunakan dalam aplikasi lamaran kerja disini, karena bukan rahasia, bahkan sertifikat kursus bahasa saja kalau labelnya luar negeri selalu dipertimbangkan lebih di negeri ini, ingat orang orang freak diatas itu lebih percaya kertas dibanding kualitas !!, atau sewaktu mereka dimanfaatkan legalitasnya mengapa mereka tidak menjalankannya dengan management yang baik, paling tidak keuntungannya bisa di putar untuk membuka bisnis baru, jadi kalaupun si investor berhenti memanfaatkan legalitas mereka, mereka masih bisa menjalankan bisnis baru dari keuntungannya kemarin, tapi mengapa ? mengapa mereka malah selalu memilih kembali ke jalan ? gua benar benar tidak habis fikir…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar