Sabtu, 28 Agustus 2010

Surat buat ibu


Akhir Mei 2003,

Gua dapet banyak pelajaran dari ratusan fenomena yang gua liat selama sembilan belas tahun ini, sekarang gua mulai berani kejar ambisi gua, ngelawan garis idup yang nista dan mencoba selangkah lebih baik. Be a better in a better time for a better life, itu ambisi gua, gua mulai ngerti arti keegoisan gua,

and my one "Mom" sometime, i hate her, gua kesel sampe ubun ubun, kontradiksi karena bliau ngga pernah ngertiin gue, basicnya karena kita sama sama keras, gue tuh over acting banget, pengennya hal baik sekecil apapun yang gua perbuat dihargai, sementara Mom ngga pernah tunjukin rasa penghargaannya, Mom selalu mikir jauh tentang gue, padahal gua sendiri ngga pernah kelintasan sedikitpun pikiran sejauh itu, however Mom cuma trlalu mengkhawatirkan gua,

Mom ngga pernah percaya sama gua, karena gua anak bungsu, anak bungsu yang anarkis ! Mom, suka cerita banyak sama gue, cerita masa lalunya, yang lucu, first lovenya, sedih sama gua, ah...Mom! seandainya gua bisa...i wish i could, i'm sorry Mom, i didn't mean to make you hurt, i didn't mean to make you sad, walau Mom sering bikin gua kesel, but Mom pernah sangat berarti, waktu gua down, Mom suka cerita lucu, waktu gua putus asa, Ngga bisa masuk sekolah negeri, karena gua pikir gua bakal ngga nerusin...Mom kasih gua spirit, Mom kasih gua harapan, walau sebenernya Mom sendiri tau harapan itu tipis, Mom tau gua selalu kebagian apesnya, Mom tau gua selalu jadi yang terburuk, tapi Mom masih simpen satu harapan untuk gua, dia tau gua punya rencana besar,

Mom tau suatu saat gua bisa kejar mimpi gua, satu satunya hal yang Mom percayai dari gua adalah gua bisa wujudin ambisi gua, Mom ngga pernah percaya sama gua dalam hal apapun, tapi Mom percaya gua pasti mampu kejar mimpi gua, ada harapan dalam setiap doanya, sumpahnya, walau dalam kenyerian atas sakit hati dan kekesalannya pada kemarahan gua, gua emang radical, anarchist, bahkan nilai PPKN gua ngga bagus, gua selalu punya pola fikir yang independent, gua punya ruang lingkup yang minority, gua suka music punk, gua suka kelewat idealis, gua kecam glamouritas, orang bilang gua aneh, dengki, dan ngga berperasaan,

tapi Mom tau, gua bukan buruk, tapi cuma belum baik, dan suatu saat gua pasti baik karena dia tau gua percaya sama sang Pencipta, cuma Mom yang selalu mengakui gue pinter, karena dalam kejayusan dan kemarahannya pun, Mom tauk gua bisa atasin segalanya, satu harapan gua, bisa bikin Mom senyum dengan tulus...



Versi asli tulisan ini dibuat taun 2003 dengan tulisan tangan waktu umur gua masih 19 tahun, dan waktu gua emang masih terus berselisih paham sama nyokap gua a.k.a berantem terus, gua ngga tau apa nyokap sempet baca tulisan gua ini apa engga, seandainya nyokap sempet baca pasti nyokap udah meluk gua si anak keras kepala yang akhirnya minggat ke luar pulau dan ngga pulang pulang...tapi setahun gua dirantau nyokap kirim gua surat begini isinya :


assallamu allaikum wrwb

Hera bagaimana keadaan mu.
ibu doakan ea sehat sehat saja. senantiasa
ea diberikan kekuatan rijki yang banyak.
mudah dalam kerjaan tidak ada kesulitan.
Allah maha pengasih dan penyayang
maka ea jangan tinggalkan yang lima waktu
sering2lah berdoa dan memohon perlindungan
pada Allah. Ibu yakin dan percaya pasti
ea bisa. Allah maha tahu neng. gelis bager
pinter dan berbagainya. Doa kita akan
diterima . Dan ea harus pandai 2 jaga diri
dan hati dalam menghadapi apapun.
dan yang cepat dalam mengambil keputusan.
mengingat ea jauh dari keluarga.
sudah segitu dulu yah neng ingat pesan2 ibu

Wasalam
Ibumu
4 januari 2005
salam dari si abang
dede
Bi ea bali nih yee.

NB. Baju kalau mau
dipake
gosok dulu
harus


Aslinya juga pake tulisan tangan nyokap dan ada tanda tangannya segala, asli gua sambil nangis bacanya, itu kenapa gua ngga pernah sanggup baca lagi, dan gua simpen doank di kotak masa lalu gua, tapi karena ngetik ini gua jadi baca lagi dan gua baru sadar ada pesen dia yang selama ini gua jalani : "dan yang cepat mengambil keputusan" dan itu gua banget, tanpa sadar dan inget pesan itu selama ini gua selalu cepat mengambil keputusan dengan segala resiko nya yang membuat gua kuat merajuk pada tulisannya yang pertama dalam doanya "senantiasa ea diberikan kekuatan"

Miracle of Mom, semoga gua udah mewujudkan doa doa dan harapannya maupun pesannya...
And now she's gone, but will always stay in my heart

For all the best Mom on earth and anak anaknya...please sayangi nyokap lo selama ada kesempatan...


Diketik kembali
Bali, 29 august 2010

Selasa, 24 Agustus 2010

Mengaktivkan akal sehat


Terkadang saat kita menerima jasa orang lain, kita akan selalu mengingatnya dan berusaha membalasnya entah itu karena merasa hutang jasa atau biar hutang jasanya lunas, yang tanpa sadar ternyata apa yang telah kita lakukan karena perasaan berhutang itu justru sudah lebih banyak daripada jasa yang pernah di hutangkan, bila saja bisa di nominalkan bisa dibilang sudah impas tuh hutang...namun entah mengapa saat si pemberi jasa menyakiti kita, kita akan berlagak ikhlas dengan rumusan “bagaimanapun dia sudah hutang jasa sama kita”, sekarang pertanyaannya apakah si pemberi hutang itupun selama ini merasa bahwa apa telah kita lakukan buat diapun setelah dia memberikan hutang jasa sebenarnya adalah cicilan pembayaran hutang jasa itu ? dengan bantuan bantuan kecil dan rutin bahkan mungkin ada juga bantuan yang setimpal yang telah kita lakukan dengan jasa yang dia berikan sebelumnya, apakah si pemberi hutang jasa akan tetap selalu merasa dia memberi hutang jasa pada kita tanpa sadar akan bantuan bantuan kita selanjutnya pada dia ?

Secara agama mungkin sudah benar bila kita terus mengingat hutang jasa yang telah diberikan orang lain kepada kita bahkan saat hutang jasa itu telah lunas dan si pemberi hutang jasa itu menyakiti kita, kita tetap harus menahan diri untuk tidak membalasnya dengan rumusan “bagaimanapun dia telah berhutang jasa pada kita”, lalu bagaimana secara psychology ? apakah kita mampu menahan rasa disakiti orang lain lalu ditambah kita menyalahkan diri sendiri yang notabene menyakiti perasaan sendiri, seperti kata AA Gym : sesungguhnya kita lebih hina daripada hinaan orang orang terhadap kita, tapi jujur deh !
siapa yang sanggup menyalahkan diri sendiri sementara orang tengah menghina dan menyakiti kita ?,
bisa bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang untuk merutuki diri sendiri ?,
berapa banyak stresh yang akan tercipta karena meratapi kesalahan sendiri?,
berapa banyak pekerjaan yang terbengkalai karena meratapi keterpurukan ?,
berapa banyak konsentrasi yang hilang karena perasaan depresi yang tak terkendali ?
bukankah itu malah membuat alasan bunuh diri ?
dan mungkinkah agama menginginkan semua berakhir seperti itu karena menyadari bahwa kita lebih hina daripada hinaan yang telah dilontarkan kepada kita ?
Mengapa tidak maafkan dan lupakan ? menurut saya itu jelas lebih ikhlas

Karena perkara pembenahan diri itu akan terjadi secara kimiawi, ngga munafik juga karena sesuai kebutuhan hidup,
seperti misalnya saya akan merasa udah ngga keren lagi pergi ke disko yah saya berhenti pergi ke disko dan saya mulai suka membaca, bukankah itu sebuah bentuk pembenahan diri ?, karena jujur, saya tidak akan berhenti karena nasehat orang lain,
let say : saat orang menasehati saya untuk tidak pindah pindah kerja, nasehatnya hanya akan sampai disitu, tapi bila karena saya mengikuti nasehatnya dan tidak pindah kerja berimbas pada saya tidak punya banyak pengetahuan dan akhirnya perusahaan yang saya pertahankan itu bangkrut lalu saya di PHK dan susah cari kerja lagi, apakah saya bisa kembali ke si penasehat tadi dan minta di cariin kerjaan sama dia ? saya berani bertaruh si penasehat belum tentu bisa siap dengan resiko yang saya tempuh karena mengikuti nasehat dia, itu yang terjadi dalam kenyataan, kawan !

Nah bagaimana dengan nasehat AA Gym untuk menyadari bahwa sesungguhnya saya lebih hina daripada apa yang orang telah hinakan pada saya ?
apa yang akan AA Gym pertanggung jawabkan bila karena saya merasa lebih hina daripada yang telah dihinakan orang lain terhadap saya lantas saya jadi menghabiskan waktu saya untuk merenung dan menangis sepanjang hari hingga hilang konsentrasi untuk bekerja?,
dan akhirnya kehilangan pekerjaan terus saya ngga bisa bayar kostan ?,
terus saya ngga bisa makan ?
sampai mana saya bisa mengamini nasehat orang ?
bukankah saya lebih baik mengaktivkan akal sehat saya ?
Kedengarannya egois, tapi sekarang pertanyaannya,
apakah diantara anda ada yang tidak pernah egois sekalipun dalam hidupnya ?
bagaimana dengan kegiatan polygami itu sendiri ?
bukankah ada yang tersakiti sedemikian dalam karena kegiatan itu ?
lantas mengapa anda masih melakukannya ?
karena egosentris bukan ?

So, impas ! menurut saya, menggunakan akal sehat adalah lebih berguna ketimbang menyalahkan diri sendiri, karena pilihannya cuma dua, menyalahkan atau disalahkan, menyalahkan memang bukan perbuatan terpuji, tapi disalahkan pun akan menjadi alasan untuk bunuh diri, dua dua nya sama dosa, jadi mengapa rumusannya tidak diganti dengan : maafkan dan lupakan, dengan memaafkan kita tidak perlu menyalahkan dan dengan melupakan kita bisa melanjutkan hidup kita, fair enough wasn't ?

Maka dengan ini segala macam jenis hutang budi yang telah saya terima, semaksimal mungkin saya bayar lunas, dan saat mereka yang pernah merasa memberi hutang jasa pada saya kemudian menyakiti saya, itu merupakan episode baru, kawan ! dan sayapun tidak akan merasa bersalah bila melupakannya hanya karena hutang jasa yang telah diberikan, karena saya tidak suka berhutang, itu kenapa saya setelahnya akan membayar segala hutang jasa yang telah diberikan dengan bantuan apapun yang bahkan mereka tak pernah bayangkan sehingga LUNAS ! saya tidak membebani diri saya sendiri dengan ulah mereka di kemudian hari !

Jumat, 20 Agustus 2010

What's on your mind today ?


jika saya lontarkan pertanyaan ini pada orang orang disekitar saya saja, mungkin saja sudah terdapat cetakan list yang cukup panjang dari mereka, beberapa diantaranya mungkin tengah memikirkan apakah puasa saya hari ini syah ? atau bagaimana mendapatkan uang lebih untuk lebaran nanti, atau bahkan ada juga yang masih memikirkan hal yang tidak penting seperti bagaimana caranya mempertahankan pacarnya ? bagaimana caranya kick ass semua orang yang dianggap menghalang halanginya ? what the hell...such a stupid activities wasn't ?

Beberapa waktu yang lalu baru saja saya terlepas dari satu monster yang hobinya cari muka dan fitnah sana sini, sekarang ada monster baru lagi yang hobinya ngerusuhin orang, saya sampai tak habis fikir sebenarnya apa profesinya ? apa kegiatannya ? sebegitu mudahkah hidupnya sehingga mereka punya waktu dan menyempatkan diri untuk membuat kekacauan picisan macam begitu ? sesungguhnya di luar sana ada banyak orang yang di kepalanya di penuhi beban fikiran hanya untuk "bagaimana mencari sesuap nasi" belum lagi bangsa ini yang mulai merenta dan kewalahan menghadapi segala macam permasalahan dari kemacetan jalan raya, musibah banjir, terorisme, penyelewengan pajak, penjualan manusia, hak asasi manusia, perampasan wilayah di perbatasan, perampokan bank dan toko emas, ledakan gas, dan segudang masalah yang bahkan saya sendiripun belum berbuat sesuatu untuk membantu meminimalisnya,

Bahkan untuk diri saya sendiri, orang terdekat saya, almarhum orang tua saya, keluarga saya, apa yang sudah saya lakukan untuk mereka ? tidak ada ! bagaimana mungkin saya bisa berbuat sesuatu untuk negeri ini ? menghujat bukanlah menyelesaikan segala kepelikan yang terjadi di muka bumi ini, menghasut, memfitnah, segala macam sikap dan perlakuan terhadap sosialisasi kita, mengapa begitu egoisnya kita menghadapi dunia ini ? menghalalkan segala cara demi kepentingan sendiri, demi enak sendiri ? apa konsekwensinya yang telah kita berikan ?

Bahkan saat kita menjalani ibadah, kita masih berfikir tentang mengenakan perhiasan agar terlihat cantik, mengenakan rukuh rancangan perancang terkenal agar terlihat indah, menyumbang sebesar besarnya agar terlihat hebat...naudzubillahimindzalik, bukankah Islam telah mengajarkan kepada kita bahkan tangan kiri kita sendiripun tidak diperkenankan mengetahui apa yang telah diberikan oleh tangan kanan kita ? dan dalam kepercayaan Hindu pada Sarasamuscaya.3 di sebutkan disana "diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan manusia sajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik atau buruk, leburlah ke dalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu, demikianlah gunanya menjadi manusia" lalu telahkah kita berguna sebagai manusia ?

Saya terpuruk mengingat semua hujatan yang telah saya lontarkan selama ini, memaki petinggi negeri yang mengabaikan generasi generasi berprestasi demi keuntungan pribadi, pengabaian anak negeri yang terbunuh di negeri orang, dan semua yang saya lihat dan dengar, saya hanya menghujat dan menghujat melontarkan kata kata kasar sesuka hati, dan saat saya bertanya pada diri saya sendiri, lantas apa yang sudah saya lakukan untuk menghentikan mereka ? apa yang sudah saya lakukan untuk bangsa ini ? apa yang sudah saya lakukan untuk orang lain ? punya hak apa saya menghujat bila saya tidak pernah memberikan apapun untuk orang lain ?

Betapa saya sadari sebenarnya hujatan saya itu hanya untuk saya sendiri, sebelum saya memaki orang lain, sebelum saya membenahi orang lain, harusnya saya membenahi diri saya sendiri dulu, apakah hal ini terfikir di benak para monster itu ? mereka mempunyai keturunan...apakah hanya akan mencipta monster baru dengan berprilaku seperti itu ? well, ok ! saya berhenti sampai disini, anggap saja mereka manusia, mereka hanya tidak memiliki skala prioritas dalam hidupnya, apa yang lebih penting ? sebelum mereka memutuskan untuk mengganggu ketenangan hidup orang lain...

Kembali dengan mantra...maafkan dan musnahkan...maaf ! maksud saya maafkan dan lupakan...semoga saya tak lagi gemar menghujat !

Senin, 16 Agustus 2010

Summer Day


Every little thing that I felt that day
Never will forget, there was love in the air
I wasn't looking for love to come my way
Ooh baby baby but then I saw you there

That Summer day that I recall
You came into my life
And you gave me hope and love
I just want to be where you want me to
That Summer day that changed it all
You came into my life
And you let me fall in love
My baby I just want to be with you

I just want to let it shine
I just want to let it shine
I just want to let it shine

Did you ever think you knew everything?
Did you ever think you had it all figured out?
Ooh baby baby
You know things can change
But someone (?)

That Summer day that I recall
You came into my life
And you gave me hope and love
I just want to be where you want me to
That Summer day that changed it all
You came into my life
And you let me fall in love
My baby I just want to be with you

Can you hear me, baby?
When I say I'm for you
I knew we could make it
The moment you came into my life
Don't you know that you keep me (?)

That Summer day that I recall
You came into my life
And you gave me hope and love
I just want to be where you want me to
That Summer day that changed it all
You came into my life
And you let me fall in love
My baby I just want to be with you

And I'm gonna let it shine
Yeah, I'm gonna let it shine
Yes, I'm gonna let it shine

I just want to let it shine
I just want to let it shine

Selasa, 10 Agustus 2010

The Center Stage



I was thinking so hard to really understand about all the things in this world but i was stuck and speechless and really cannot get the result why and always that question coming and playing in my head : but why ? but why ? but why ? the nearest thing is a friend ship between woman, i don't know how about man and man, but so far man and women friendship was easier and far from intrigue, but when women whatever she was act so masculine, but they were still women who still falling love with a man, so they were never be like a man, they only wear all the mans clothes to make them comfort but they can't be the man and women friendship which is more easier,

From a kid until now i always have a two kind of friend, the masculine one we use to call "tomboy" in indonesian, and the girlie one, they must be a kind of different and i always have a problem if i need to go with both of them, so sometimes i always make an option on my schedule, if i wan't to go with my masculine one, i prefer don't go with the girlie one, and i made it, i never on between cause it would be not so easy to do. And how about me ? i was not so masculine, i'm poor on technical things, i don't even ride a motorbike and drive a car, i would be stress if i have to play an extreme sport or game, but i'm not also that girlie one, i don't do make up, i don't wearing dress much, and i also only wear a high heels in the 3 of first week working day, i prefer my self on causal, simple, but eye catching sometime, anyway !

And yeah back to the friendship, i was so confusing with all my girl friends, they were sometimes so nice and fun, but in the other time, they were always try to be a main stage, and i keep have a question "why?" cause they can just throw me as far as they want, when they really need to be a center stage for some reason i never know...i though they were my friends as i always try to do the best, maybe a lot of time they feel they were spending their money too much for me but i have already do the hardest things that they can't get from everyone out side...and even i always bring all the moneys back even when they need it or not, unless i didn't owe anythings from them...unbelievable !

And the worst think they can talk about they don't need to talk to someone we both know about the negatives things on me even i don't mean to do or to talk like that, but they were act like a hero when they talk about what i do which is could be a mistake and it was so miserable, I REALLY DON"T UNDERSTAND !!! if they were really friend of mine, they should be know me better cause i was do the same thing even that's true or they really mean when they made a bad things but i would not talk with anyone we both know, or even make any other version to make them more bad than we ever know...but what i don't understand THEY DID IT TO ME...

Please God ! i love to be friend of them, but just give me a reason why...why it's really need to be a center stage and make them forgot that i was be a friend of them as much as i can, why it's so important to be a center stage to make they could throw me as far as they can, i was a friend ! and all i wanted also have a truly friend ! why it's look so difficult for them just to be a honest !



Was so sad with a bad reality of women friendship i had
Petitenget,23 June 2010

PERASAAN



When we talk about feeling it means everythings, means every single things inside your heart, when you were suffer, when we were in pain, when we laugh, when we feel more better, when we kill all the right things and proud to be an evil, whatever it is, that was the feeling.

Perasaan bangga menjadi satu satunya yang boleh bangga, kendati mengorbankan perasaan orang terdekat, perasaan di cinta, di inginkan, di puja, tersakiti, semua tak kan mampu tertampik, seperti seseorang yang serakah yang selalu memiliki perasaan tidak puas pada apa yang telah dimiliki, terus menginjak orang orang yang telah membantunya, terus memaki tanpa henti dengan gerilya bak malaikat pencabut nyawa, halus seakan tanpa dosa, bangga menjadi si penampik, tersetting secara otomatis untuk menuding kebejatannya pada orang lain agar terlihat lebih baik, melempar kesalahan pada orang lain, dalam kata lain "mencari tumbal" demi untuk kepuasaan batinnya sendiri agar merasa dipuja, dicinta, dan pada akhirnya bangga menjadi satu satunya yang bisa bangga...

Dan perasaan klasik lain, saat perasaan indah harus tersembunyi, saat realita tak membolehkan perasaan itu terungkap, saat mencari aman, saat mencari sesuatu yang bisa mengingkannya tanpa perduli bahwa rasa tak sampai dan tak benar benar menginginkannya juga, saat ingin dicinta, padahal tak benar benar cinta, saat rasa mendamba yang tak semestinya sementara kenyataan tidak berada di pihaknya, mendamba, menyimpan cinta selayaknya menyimpan luka, tersayat penampikan sendiri, kali ini sebaliknya bukan demi menjadi bangga, namun untuk bahagia, walau dalam hati saja...

Seorang perempuan yang mengaku memiliki perasaan, memiliki orang tua yang menyayangi dan mengikuti semua keinginannya, bahkan untuk usia awal 30an masih bisa merengek pada orang tua, hobi : menjadi orang yang dipuja, stategy : gerilya, mengorbankan image orang demi menjadi bangga, let call her : Mrs. Drama Queen
She always want to be a main stage, a center stage, all peoples has to look at her as an angel, as the goodies, and all people has to be on her command, say yes for everythings what she wants,
Result : People think she was nothing ! and even her mom said she was out of her mind, she's totaly insane, berakhir dengan : pria yang memerasnya habis habisan...

Perempuan lain yang merasa kehilangan perasaan, seakan tidak memiliki banyak hak dalam hidup, harus berdiri dalam maki, menempuh tujuan dalam caci, di bodohi, memendam cinta pada yang tak pasti, berseteru dengan realita yang merugi, tak benar benar mendapatkan apa yang diinginkan, tapi tak cukup serakah untuk merebutnya dari orang lain seperti Mrs. Drama Queen yang akan mendapatkan apapun dengan cara apapun untuk menjadi bangga, Strategy : want to be oposite of the rules, musuh besar orang orang skematik dan munafiQ, let call her : Miss Poor Idealis, berakhir dengan : di curangi teman dan kekasih bahkan calon mertua, berjuang keras untuk sesuatu yang hanya menyakitinya.

Perempuan bersayap kalelawar yang merasa dirinya sesuci malaikat : Merasa dirinya malaikat karena bersayap padahal yang kerap dia lakukan adalah menghisap sampai darah penghabisan, oportunitis walau bukan pada lahannya, melupakan etika berteman, terobos sana terobos sini, mencuri teman, menghasut agar punya teman, meninggalkan teman saat teman dianggap tidak berguna lagi buatnya, strategy : menempatkan posisi sebagai perempuan yang teraniaya namun berprinsip agar orang menganggap dia tidak bersalah dan perlu dibantu, let call her : Mrs. BatBadGirl, Result : berakhir dengan ambisi terlalu tinggi yang malah digarap lelaki pujaannya yang malah memanfaatkan skillnya untuk dibodohi dan menghasilkan keuntungan untuk si lelaki.

All the womens mentioned are really don't know what they do, what they feel inside ? they are totaly nutz at this moment, mereka bahkan tak mampu menentukan apa yang seharusnya bisa mereka lakukan untuk bertahan hidup, seperti si Mrs. Bat BadGirl yang memiliki ambisi terlalu tinggi sehingga percaya dirinya mampu membubuhkan level sendiri, malah kerap kali terlihat kampungan dan murahan, or Mrs. Drama Queen who has everythings, malah jadi terlihat ngga normal dan berkepribadian ganda, atau si Ms. Poor Idealis, mungkin sampai akhir hayatnya dia hanya membiayai dan bekerja keras untuk orang orang yang mengkhianatinya...

Dan jutaan perempuan lain, dengan berjuta perasaan seperti si solehah yang rela di polygami apa yang ada dibenaknya ? cukup bangga dengan disunting pria beratribut ibadah beristri lebih dari lima ?, si pengejar impian yang lupa diri kehilangan perasaan menjadi diri sendiri, si supermom yang musuhan sama wanita rumahan yang malah jadi bahan rumpi lupa rasanya menjadi ibu, si penafkah keluarga yang rela menjajakan tubuhnya karena keluarganya semua jadi malas dan mengandalkan dirinya,perasaan malu dan terpaksa entah ada dimana, atau si penjaja tubuh demi selembar Guess, Gianni Versace, perasaan ingin menjadi rising star, perempuan ambisius yang ingin ke luar negeri, perasaan yang terlalu berantusias. Perempuan kehilangan identitas yang ingin jadi Lady, dengan merasa seakan hanya dia yang layak diperlakukan sempurna, etcetera etcetera...so many womens out there who loosing her mind and don't know what they do...

So what about you...What do you feel right now ?

Saya mulai berhitung


Saya mulai berhitung...berapa banyak makian yang saya muntahkan, berapa banyak kekecewaan yang saya telan, harusnya saya mulai mengikhlaskan, segala musibah yang melanda seakan bukan lagi cobaan melainkan teguran, mungkin saya kurang beriman, atau memang saya patut dibinasakan, tapi saya percaya masih ada Tuhan, dan Dia selalu memberi saya kesempatan

Berjuta kata umpatan, saya sebarkan, ke kiri dan ke kanan, ke belakang dan ke depan, saya mau dia, kamu dan mereka tahu bahwa saya tidak terima menjadi korban, korban ke sombongan, korban kemunafikan, saya benar benar tak terima semua hinaan, yang menghasut semua orang yang saya kenal untuk menganggap saya tidak tahu aturan, tidak punya perasaan, dan segala hal yang sungguh tidak membuat saya berkenan...

Saya mulai berhitung, reaksi kecewa saya telah berlebihan, seharusnya saya bisa lebih sabar dengan waktu, waktu waktu yang membuat saya terpuruk, waktu muka saya ditunjuk, waktu saya dipaksa untuk terlihat buruk...seharusnya saya malah berdoa, agar Tuhan memperlakukan mereka sebaik Tuhan memperlakukan saya...seharusnya bukan saya yang menyatakan kemarahan saya pada mereka, seharusnya saya berserah pada yang mencipta mereka, mereka ada dengan misi rahasia Tuhan, entah sebagai pelajaran ikhlas saya, sebagai ujian untuk orang tua mereka, atau sebagai bahan pertimbangan kerabatnya, dan entahlah...dan entahlah...seharusnya saya belum menyerah, seharusnya saya tidak marah, seharusnya saya tidak menjadi kloning mereka...

Saya mulai berhitung, berapa banyak kebaikan yang saya buat, saya lupa atau justru saya terlalu ingat sehingga saya dengan mudah tidak merasa bersalah, saya ungkit semua kebaikan yang saya buat sehingga saya merasa sayalah satu satunya malaikat...dan semua orang bejat ! mungkin begitu pulalah yang dirasakan mereka, mereka terlalu bangga dengan amal ibadah mereka, mereka terlalu hafal dengan kebaikan mereka, sehingga mereka lupa dengan satu hal "perasaan orang" yah...saya nyaris seperti mereka yang saya anggap menyakiti saya dan membodohi saya, memanfaatkan saya, dan menjadikan saya bulan bulanan mereka, menjadikan saya mainan agar mereka mendapat pengakuan...bahwa mereka yang paling banyak berbuat kebaikan...seharusnya saya mulai berhitung...saya tak lebih baik dari mereka...bahkan Naudzubillahimindzalik...saya nyaris seperti kloning mereka...

Saya mulai berhitung, berapa banyak proyek masa depan saya, berapa banyak siksa yang akan saya dapat di akhirat, saya benar benar harus mulai berhitung dari sekarang, bukan mendakwa, bukan membuat raport sendiri, seharusnya saya lebih berserah diri pada Illahi, biar Dia yang membuat segala penilaian, sesungguhnya sebuah kebenaran dan kesalahan adalah rahasia Tuhan...

cari apa lagi, kamu kan sudah punya muka, muka saya aja sudah hilang gara gara kamu



Saya kehilangan muka saya demi kamu, lalu kemudian saya kehilangan otak saya mikirin pembenaran yang bisa saya buat untuk kamu, dan akhirnya saya kehilangan kaki saya, dan saya ngga mau nyalahin kamu, anggap lah waktu saya kehilangan muka, karena saya emang ngga pernah punya muka, tapi hey ! saya lagi usaha untuk membuat muka saya sendiri, agar saya ngga perlu cari muka kemana mana, dan otak, selama ini otak saya sibuk dengan proyek masa depan, otak saya jarang muter untuk cari perhatian dimana mana karena saya yakin orang terbaik yang bisa memberikan perhatian penuh terhadap saya yah saya sendiri, dan terakhir kaki saya, untuk membuat kaki saya tetap disini saya mengorbankan segalanya, dari materil, spritiuil, kenyamanan perasaan, sampail objektivitas yang harus beradaptasi dengan peradaban koplak kaki saya, tapi itupun masih sering hilang sewaktu saya nganterin kamu cari stok muka dan perhatian kemana mana...sampai akhirnya benar benar hilang saat saya harus menonton pertunjukan tunggalmu yang berjudul "malaikat bersayap kalelawar"

Dan sumpah saya ngga mau tua disini, membelenggu hidup saya hanya untuk menganalisa kenapa saya gila ? kenapa saya jahat ? kenapa saya ngga tahu diri ? saya lebih konsentrasi memperbaikinya bukan terpuruk karenanya...jadi bisa tolong beri saya waktu untuk itu semua, masalah image kan kamu sudah lebih ahlinya untuk perbaikan macam begitu...kamu bisa membentuk opini publik seperti biasanya kan...dan membuat pertunjukan tunggal lagi sebagai "malaikat pencabut nyawa"

Sudahlah...saya kan lagi proses pembuatan muka baru yang kemarin sempat hilang dan saya ngga punya waktu buat memperdebatkannya, material pembuatan muka baru itu berat, darling ! apalagi kaki saya juga hilang, setiap hari saya harus confirmasi kaki baru dan setiap bulan saya harus mengeluarkan kocek lagi untuk sebuah kaki baru, belum lagi saya harus clean up dan defrag otak saya yang sudah terkontaminasi, itu kenapa kamu bisa hujat saya dan memberi saya nama baru si gila ngga tahu diri atau apalah as you like...tapi maaf untuk proses opini publik itu saya sudah tidak punya waktu berpartisipasi walau sekedar untuk mengamini...saya sudah bilang saya sibuk...

Kamu juga sibuk kan dengan hidupmu, itu kenapa kamu bisa melakukan apa saja sesukamu...sayapun ngga berusaha mengganggu kamu saat itu jadi bisakah kamu anggap saya juga begitu ? saya sibuk dan kamu harus berusaha untuk tidak mengganggu dulu...mulut inipun tetap menggerutu sambil membenahi letak muka baru dan kaki baru dan otak yang perlu di refresh untuk dikembalikan pada tempat semula...

Dilanda lelah yang tak sudah sudah
Petitenget, 12.38 PM, Jully 23' 2010

Saya si penjahat



Saya adalah orang jahat, dan saya bejat, saya patut dihujat,

Dan saya menjalaninya selama ini...dimulai dari saya bukan anak penurut yang ngga bisa banyak nuntut, saya membentuk estafet pertama dengan landasan tahu diri, seringkali saya muak, dan saat saya muak saya mulai bereksperimen dengan kebejatan saya, saya berpetualang... saya bilang, tapi semua itu tak sesuai dengan norma, i was being ngga normatif !

saya tahu, itu kenapa saya bisa menjabarkannya sekarang. Saya ingat ingat betapa bejatnya saya, saya suka sekali terbang, awalnya saya suka yang ringan ringan, lalu saya coba yang lebih dalam, terbangnya makin senang...aromanya makin sedap...dan saya kembali pulang, kembali melakukan semua aktivitas, masak air, cuci piring, setrika, cuci baju, bikin perkedel, bersihin tai kucing, kasih makan kucing, dengerin musik di radio butut milik paman saya yang baik hati, bikin kopi, sholat...baca Al Qur'an ngga tamat tamat, atau sekedar baca tasrif dan berusaha mengerti tulisan tulisan indah itu, kadang iseng saya baca buku tata negara anak SMU, atau sekedar menyesaikan PR akutansi dan neraca lajur yang ruwet itu, lalu bersosialisasi dengan karang taruna, liat mereka main bilyard di rumah kosong di Blok Kenanga, atau liat mereka main basket di Blok Teratai, minta sumbangan keliling komplek, ikut pengajian remaja, dan beli sate buat orang rumah...sebelum tidur...ngumpet ngumpet terbang lagi...tapi yang ringan ringan...besok paginya beli sarapan, cuci piring lagi, jagain keponakan, sekolah dan terbang lagi...terbang yang bikin senang...dan stempel bejat menghujat di jidat saya...

Lalu saya dihujat dan tetap dihujat bukan karena saya bejat, tapi karena saya teriak teriak, dan saya pergi, saya terbang lagi, terbang makin tinggi, makin banyak kesempatan, saya makin bejat, bejat dan akhirnya minggat...

Dan saya semakin bejat, saya ngga normatif, saya bukan cuma terbang, saya pergi ke hutan...hutan pinggir jalan, saya senang senang...dan saya mencari uang biar ngga punya hutang dan saya tetap senang...dan saya pergi jalan jalan, melihat kehidupan pinggir jalan, musik bukan lagi dari radio butut milik paman saya yang baik hati, musik menjadi teramat keras dan riuh, saya tidak lagi dihujat waktu saya teriak teriak, saya punya uang...tidak ada lagi yang menghalang...

Dan saya difungsikan, saya dijadikan sukarelawan, saya ngga bisa melawan, lagi lagi saya di jejalkan asas tahu diri atau mati, saya benar benar di fungsikan, tapi saya tidak bisa melawan, mereka bilang itu kawan...saya tidak boleh melawan, saya harus rela difungsikan, mereka terus menunjuk muka saya dan memaksa saya mengiyakan itu adalah kawan...dia hebat saya bejat dia malaikat...seperti itu mantranya...

Saya teriak teriak lagi, saya muntahkan kelelahan saya, saya kehabisan tenaga menjadi sukarelawan, saya kehilangan kaki saya, saya kehilangan muka saya, saya kehilangan otak saya, dan dia bilang saya tetap harus menyelamatkan image dia, saya ngga boleh memporak porandakan keuntungan si malaikat, saya bilang "hey malaikat, kalau memang benar kamu malaikat, bisakah kamu menjadi malaikat pencabut nyawa dan musnahkan saja saya..."

Dan saya terhenyak, saya terbangun di kasur empuk ruangan ber AC semi apartment teman kerja saya, matahari mulai beranjak tinggi, saya harus kembali ke kamar kecil yang mulai bau busuk bak penjara, tembok corat coret menambah busuk suasana, tapi disana tempat saya teriak, teman kerja saya menunggu di mobilnya di depan gang tempat kamar bau busuk ini berada, saya membuka lemari yang masih harum laundry, saya memilah baju yang berantakan dan menumpuk dengan baju dia, dia yang sekarang entah kemana...

Si hebat...bak malaikat...dia merasa ditelanjangi oleh seonggok tulisan, lalu bagaimana dengan saya yang dia rampas harga dirinya setiap pertemuan, dari perkataan, cacian, makian, ledekan, rampasan, sampai jadi sukarelawan, sekali bejat tetap bejat, dia malaikat penghujat dengan sejuta umat..

Saya menyediakan bahu untuk kamu menangis, lantas kamu ?



Saya menyediakan bahu untuk kamu menangis namun apa yang kamu lakukan saat saya menangis, kamu beri saya kertas tissue yang kamu basahi dengan racun tikus, terima kasih kawan, that was so sweet bout ouch ! also hurt.

Satu hal yang saya lupa setiap kali saya merasa benar, yaitu perasaan orang !, dan saya melontarkan pertanyaan itu padanya, namun dia tak bergeming, dia tetap merasa dia yang terbaik dari segalanya, malah akting berikutnya dia buat mengiba iba dia mengalah kali ini asal saya bahagia katanya, sakit kah dia ?

Saya mulai rancu sebenernya saya yang sakit jiwa atau dia yang terlalu baik hati ? namun mengapa sebuah kebaikan terasa seperti sebuah pengkhianatan ? dan sudah berlangsung berapa lamakah itu ? dan dia akan menjawab lagi, akan lebih baik bila dibicarakan langsung bukan di jelek jelekan...jelek jelekan ? bukankah itu artinya saya menyatakan sebuah hal yang baik terlihat buruk ? Tuhan saya semakin mumet dibuatnya bukankan selama ini saya tetap terlihat bejat sehingga dia terlihat hebat ? kenapa dia merasa saya menjelek jelekan dia ? bukankah saya menulis sebuah kenyataan ? atau dia tidak sadar ? apakah menurut dia perbuatan-perbuatan yang saya cantumkan itu perilaku malaikat ?

kini saya berfikir tentang kebejatan saya...mencantumkan perbuatannya...itu adalah kebejatan saya, sementara yang saya cantumkan kemarin...mungkin menurutnya prilaku malaikat, yang buat saya makin bingung, waktu dia bilang "sebaiknya dibicarakan" lantas apa yang diperbuatnya kemarin ? menurut saya itu sama sekali bukan bentuk "dibicarakan", menganggap tidak ada yang salah dengan dirinya dan menempatkan saya di posisi si bejat lagi, lantas apa yang perlu dibicarakan bila hasilnya masih tetap begitu "saya si bejat-dia si hebat" membicarakan agar dia mendapat pengakuan ? maaf, rasanya saya sudah kehabisan energy dan waktu untuk hal "selamatkan image" macam begitu, saya lebih sibuk menyelamatkan hidup saya ketimbang membantunya menyelamatkan image dia ? berapa kali saya melakukannya ? menyelamatkan image nya ? membantunya membuat opini publik bahwa saya bejat dia hebat ? saya lelah...sumpah !

Saya menghela nafas panjang dan berat saat menuliskan ini, seorang teman baru saja memberi ide untuk saya mendapatkan a new circle of friend, i'm not looking for predators anymore, dari yang tidak tahu terima kasih, sampai si perampas yang selalu merasa semua orang sirik padanya, dan the drama queen, geez...its not easy for me, really...

Dan teman lain memberi inpirasi lebih baik jadi demang saja, kita export lagi semua hasil bumi indonesia lalu meraup keuntungan untuk diri sendiri, itu lebih baik, sekalian jadi pembantai, bantai semua orang di Indonesia dan membuka lahan baru untuk manusia manusia baru...

Satu kesimpulan, semua seakan berlomba lomba menyelamatkan diri, itu bedanya manusia dan binatang, saat binatang terancam jiwanya, ia akan berlari sekencang kencangnya menyelamatkan diri, tapi bila manusia terancam jiwanya sebelum dia lari sekencang kencangnya untuk menyelamatkan diri dia akan mendorong orang disebelahnya untuk dijadikan tumbal terlebih dahulu biar dia bisa lebih cepat lari dan lebih jauh...

Tidak ada etika sama sekali...membuat orang terlihat bejat biar jadi si hebat, sementara yang lainnya tidak bisa mengerti apa arti kata sirik, selalu bilang semua orang sirik padanya, ini yang perlu ditegaskan "sirik adalah saat kamu mendapatkan apa yang orang tidak bisa dapatkan, tapi saat kamu merampas yang orang sudah dapatkan, semua orang tau kamu cuma seonggok maling pecundang"


Dedicated to all predators with the whole shit !

Belajar Ikhlas



Terdorong dari berbagai kekecewaan yang saya hadapi, saatnya saya mulai sadar, ini ujian tengah semester tentang ikhlas, Alloh telah mulai mempercayai saya untuk mempelajari nya di pertengahan usia saya yang mulai lewat seperempat abad ini, saya begitu di nodai banyak kekecewaan oleh orang orang yang saya pikir telah tepat saya jadikan tempat untuk berbagi rezeki saya, tempat untuk berbagi segalanya, ternyata saya salah sasaran, tapi ini justru membawa saya ke pembelajaran berikutnya.

Gaya hidup dan cara berfikir terkadang memaksakan kehendaknya untuk di anggap benar dan lebih baik dari yang lainnya, saya sampai terlampau sarkatis, saya menghujat segala bentuk syair syair penyebar agama yang seharusnya saya bisa terima di bagian yang "tanpa intrik"nya, dalam hal ini, kepentingan individual dan benefit mereka hendaknya saya perlu singkirkan dan lebih memfilter syair syair mereka yang lain yang masih sejalan dengan keyakinan saya, yang mengembangkan pengetahuan saya tentang semua yang perlu saya jalankan selama di dunia, itu saja sebenarnya, dan inti dari semua ini adalah ikhlas...

Yah sebuah ke ikhlasan memang terkadang perlu dibayar mahal, dengan berpeluh keringat dan hujatan syetan, pelan pelan saya merangkak kembali ke jalan Alloh, saya percaya itu, Alloh tidak menciptakan saya dalam kegelapan dengan menjadikan saya fans hujatan bahasa syaitan, ini hanya cara Alloh membuka kembali jalan untuk saya lebih ikhlas kembali padaNya...

Keyakinan saya beragama, dan memuja kepercayaan menjadi modal saya yang tetap mengingatkan saya untuk kembali padaNya saat saya telah begitu menyimpang dari sebelumnya, modal kepercayaan saya yang kental dan tak tergoyahkan oleh bentuk hasutan apapun Alhamdulillah tetap tercengkram kuat meski raga senantiasa menyenandungkan bait bait syetan, bergaul dengan paham syetan, dan menggemari hujatan hujatan syetan, namun yah... semua itu jugalah yang akhirnya membuat saya kembali berfikir bahwa penyelewengan langkah saya telah terlampau jauh...saatnya saya kembali.

Saya tahu Alloh tak pernah menganggap terlambat kapanpun umatnya ingin bertobat, Alloh mungkin membuka jalan untuk saya memilih dan saya telah memilih jalan yang salah, jalan syetan...yang notabene memang selalu lebih menggiurkan, gaya hidup, penyelewengan ideologi, tapi maaf pak ustadz yang ceramah di kawinan teman saya malam minggu kemarin, saya tetap tidak bisa mengamini saat anda mengibaratkan sakinah adalah seumpama ayam di potong lehernya dan saat ayam itu benar benar mati itulah sakinah, dalam hal ini saya lebih menghendaki perumpamaan yang lebih indah tentang sakinah untuk bisa saya pahami...dan yah terkadang cara penyampaian macam begitu yang membuat saya enggan mendengarkan syair syair yang seharusnya indah dan bersumber dari falsafah Rasulullah SAW.

Saya baru menyadari, selama ini saya mencari pembenaran di kelompok yang salah, kelompok picisan yang menganggap kebanggaan diri adalah segalanya, seandainya kemarin saya sisihkan uang yang saya bagi dengan mereka untuk anak yatim dan terlantar Insya Alloh akan lebih berguna dan rasanya tak akan sesakit ini...tapi Alhamdulillah...ini membuat saya semakin percaya pada Alloh SWT, praduga akan pendapat yang nyaris menjadikan saya syirik, kebiasaan sehari hari kafir yang mulai mencari pembenaran, Naudzubillahimindzalik...saya benar benar menyimpang terlalu jauh...saya benar benar perlu berdzikir kembali untuk mensucikan segala penyimpangan yang hinggap dari kelompok syaitan itu...